-->

Ketua MUI Mimika : Allah Tidak Membedakan Antara Kaya dan Miskin

Suasana Sholat Idul Adha di Masjid Agung Babussalam

SAPA (TIMIKA) – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Mimika, Ustad H. Amin Ar,S.Ag dalam khotbahnya di pelaksanaan Sholat Idul Adha yang digelar di Masjid Agung Babussalam, Senin (12/9) berpesan, bahwa Allah SWT tidak pernah membedakan umatnya, baik yang miskin dan kaya. Yang berbeda dihadapan Allah SWT adalah keimanan dan ketaqwaan.

Pelaksanaan Sholat Idul Adha 1437 H yang dilaksanakan di Masjid Agung Babussalam sendiri, diikuti oleh ratusan umat muslim dari berbagai pelosok Kota Timika. Sebelum pelaksanaan Sholat Idul Adha, umat muslim mengumandangkan takbir, tahlil, dan tahmid, sebagai bentuk ucapan syukur atas kekuasaan Allah SWT.

“Semua umat muslim di dunia mengagungkan asma Allah SWT. Ini sebagai peryataan dan pengakuan atas keagungan Allah SWT.  Dan takbir yang diucapkan bukanlah sekedar gerak bibir tanpa arti, tapi merupakan pengakuan dalam hati  yang menggetarkan relung-relung jiwa manusia yang beriman,” kata Ustad Amin.

Kata dia, Idul Adha juga bisa disebut Hari Raya  Haji. Ini karena, kaum muslimin sedang menunaikan ibadah haji yang utama. Dimana saat ini jutaan umat muslim memakai pakaian serba putih, yang tidak berjahit. Pakaian tersebut dinamakan Ihram.

Lanjutnya, pakaian ini melambangkan akidah dan pandangan hidup, yang mempunyai makna dan nilai persamaan dalam segala segi dan bidang kehidupan.

“ Tidak dapat dibedakan antara mereka kaya dan miskin, pejabat dan tidak punya jabatan. Semua merasa sederajat sama-sama mendekatkan diri kepada Allah SWT, sambil  bersama-sama membaca takbir,”tuturnya.

Disamping itu, kata Amin, Idul Adha dinamakan Idul Kurban. Kurban disini adalah menyembelih hewan kurban, yang bertujuan untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Yang nantinya diberikan kepada yang berhak. Pengorbanan dalam lembaran sejarah diingatkan beberapa peristiwa menimpah Nabi Muhamad , Nabi Ibrahim berserta keluarganya.

Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah SWT, untuk menempatkan istrinya Siti Haja  dan Nabi Ismail putranya pada saat itu masih menyusui di suatu lembah gersang tidak tumbuh sebatang pohonpun. Lembah itu sunyi dan sepi dan tidak ada penghuni seorang pun dan Nabi Ibrahim sendiri pun tahu, apa maksud sebenarnya dari perintah Allah SWT.

Nabi Ibrahim maupun istrinya Siti Haja, menerimah perintah itu dengan ikhlas dan tabah dengan penuh tawakal di hadapan Allah SWT.

Seperti yang ceritakan oleh Ibnu Abas, bahwa Siti Haja kehabisan air minum hingga tidak menyusui. Beliau mencari air kesana kemari sambil berlari dari bukit safha ke bukit marwah sebanyak tujuh  kali. Tiba-tiba Allah SWT megirim melaikat Jibril membuat mata air, yang yaitu, air Zam-zam yang hingga kini tak pernah mati.

“Mudah-mudahan dalam perayaan Idul Adha ini, mampu mengugah kita untuk terus bersemangat dan rela  berkorban demi kepentingan agama, bangsa dan negara kita,” katanya. (CR3)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel