-->

Situasi di Kilo Meter 11 Berangsur Kondusif


Anggota Polres Mimika saat berjaga-jaga di Kilometer (Km) 11


SAPA (TIMIKA) - Sampai pada Rabu (7/9) siang kemarin, anggota gabungan dari Polsek Mimika Timur, Polres Mimika, dan satuan Brimob Polda Papua, terus melakukan penjagaan di lokasi bentrok Kilo Meter 11, Kampung Kadun Jaya, Distrik Wania. Meski demikian, situasi dilokasi yang sebelum terjadi bentrok berangsur mulai kondusif.

Kepala Satuan Sabhara Polres Mimika, AKP Sudirman, kepada wartawan di Kilo Meter 11 Rabu kemarin mengatakan, sejauh ini pihaknya terus melakukan pendekatan kepada kedua kelompok baik dari kubu atas maupun kubu bawah, yang mana kembali terlibat bentrok pada Selasa (6/9) kemarin. Hal itu dimaksudkan agar kedua kubu dapat secepatnya melakukan perdamaian secara adat akibat bentrok yang terjadi. Kalaupun bentrok masih tetap berlanjut, maka pihak kepolisian akan melakukan penindakan secara tegas, diantaranya melakukan razia alat-alat tajam yang dibawa oleh kedua saat bentrok dan berjaga-jaga. 

"Disiagakan diluar untuk menyekat kedua kubu, tepatnya di depan pos kehutanan yang mana merupakan akses jalan masuk kubu bawah (warga jalur 3 dan 4)," kata Sudirman. 

Sebelumnya akibat tersingungan dua kelompok warga dari suku Nduga, di Kilo Meter 11, kembali terlibat bentrok Selasa  pagi. Beruntung dalam bentrok ini tidak terdapat korban jiwa, namun bentrok mengakibatkan terganggunya arus lalu lintas yang menghubungkan Kota Timika dengan Kota Mapurujaya, Distrik Mimika Timur. Ketersinggungan itu disebabkan kubu bawah ada membuang suara dan memancing ketersinggungan warga dari kubu atas (warga jalur satu dan dua-red) tersinggung, akhirnya bentrok atau perang adat yang menggunakan senjata tradisional busur panah pun terjadi.

Saat ini kepolisian masih terus menekan kedua belah pihak agar tidak lagi membawa alat tajam, apalagi yang masih membawa alat baik di jalan-jalan maupun tempat umum. 

Ditegaskan Sudirman, apabila persoalan (bentrok) masih berkelanjutan, maka sudah tentu pihaknya akan memberikan tindakan yang lebih keras lagi, dan berupaya melakukan penyitaan terhadap senjata tradisional busur panah atau alat tajam lainnya yang dibawa warga.

"Sampai dengan saat ini anggota belum lakukan penindakan, yang sekarang dilakukan adalah melakukan pendekatan kepada kedua kelompok masyarakat, baik kubu maupun bawah," ujarnya. 

Sesuai rencana, kelompok bawah akan melakukan bakar batu secepatnya, sebab, jika bakar batu dilakukan maka persoalan yang ada dapat segera terselesaikan kedepannya. (CR4)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel