-->

Pendekatan Papua Dilihat dari Kacamata Budaya

 
SAPA (JAYAPURA) - Dirjen Kebudayaan RI, Hilmar Farid mengatakan, berangkat dari kebudayaan, kita bisa melihat Papua dengan sisi yang lain. Cara pendekatan ini mungkin akan berbeda dari masa-masa sebelumnya. Ini akan menimbulkan tantangan terutama orang-orang dipemerintah untuk melakukan cara berbeda.

"Bagaimana melihat jalan baru dalam menyelesaikan masalah Papua. Kebudayaan ini adalah penghargaan secara sungguh-sungguh terhadap keberagaman. Dalam konteks Papua terutama, harus diperhatikan sunggung-sungguh. Tak hanya keberagaman pendapat tapi juga keberagaman cara hidup. Yang jika diperhatikan sungguh-sungguh akan berkontribusi membangun Papua damai," kata Hilmar di Jakarta pertengahan pekan lalu.

Menurutnya, contoh sederhana berkaitan langsung dengan kebudayaan adalah masalah pangan. Ini jelas erat kaitannya dengan budaya karena menyangkut cara hidup. Masyarakat asli Papua selama ini hidup dari keladi. Tapi dalam 20 tahun terakhir beraktivitasi. Banyak orang makan nasi, lupa keladi dan bahkan tak punya ruang lagi mengembangkan itu.

"Padahal kalau diperhatikan itu bagian dari satu ekosistem, kebudayaan tak hanya hidup secara simbolik, formal tapi terkait dengan peluang hidup. Bicara mengenai itu, kita mulai perlu memperhatikan paham orang mengenai hak-hak dalam kaitannya mengenai tanah mereka," ucapnya.

Hilmar berpendapat, mungkin sudah waktunya bicara bagaimana memperhatikan sejarah selama ini. Khusus untuk Papua, dan banyak tempat lain di Indonesia, punya catatan sejarah beragam dan sentral dalam kehidupan sosial politik kita. Meski bicara masa lalu, hal penting karena tanpa masa lalu kita tak bisa bicara masa kini dan masa depan, namun kata dia, mungkin akan lebih baik jika melihat Papua di masa depan yang lebih jauh.

"Bukan tak bicara apa yang terjadi dalam dua atau 10 tahun. Papua kini satu dari sedikit tempat yang masih memelihara alam secara relatif, meski bukan tanpa kerusakan. Ini tak hanya baik untuk Papua, Indonesia tapi juga dunia," katanya.

Menurutnya, bicara proyeksi Papua dalam kerangka yang jauh, hal seperti ini bisa dibangun dalam argumentasi dalam setiap dialog. Apa makna Papua kedepan bagi bumi. Apalagi kini kerusakan alam sudah sangat luar biasa. Papua bisa diproyeksikan menyelematkan planet ini. Papua punya potensi itu. Masyarakatnya hidup merawat alam dengan susah payah dalam tatanan hidup yang sudah mulai berubah.

"Mulai dari arus moderenisasi, tekanan berbagai pihak termasuk tekanan untuk hidup seperti saudara-saudaranya di tempat lain sangat kuat. Akibat dari gesekan ini kita bisa lihat monifestasinya selama ini. Jadi saya rasa baik menempatkan Papua dalam berbagai hal," imbuhnya. (Arjun)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel