-->

Tiga ASN Bantah Aniaya Marike

SAPA (TIMIKA) – Tiga Aparatur Sipil Negara (ASN), yaitu Yuliana Beanal, Friska Kum dan Hendrika Makai membatah telah melakukan penganiayaan terhadap Marike H. Warinussy seperti yang diceritakan korban kepada wartawan pada Rabu (27/4).

Ketika bertandang ke Redaksi Salam Papua, Kamis (28/4), Yuliana Beanal dan Friska Kum mengatakan, mereka tidak melakukan tindakan pemukulan apalagi mengeroyok korban, tetapi mereka hanya memegang kerah baju milik korban.

“Kami sama sekali tidak memukul dia (Marike-red), tetapi kami hanya menarik kerah bajunya. Apalagi kalau dia bilang mengeroyok itu tidak benar.”

Selain itu, mereka pun membantah telah  menuduh Marike sebagai dalang dibalik rolling Jabatan yang telah dilakukan Bupati Mimika Eltinus Omaleng, SE di Graha Eme Neme Yauware, pada Rabu (20/4) pekan lalu.

Kedatangan mereka di ruang Sekretaris Dinas Sosial pada hari kejadian (Rabu 27/4-red), kata mereka hanya untuk meminta naskah dari rolling jabatan eselon II, III dan IV. Karena sejak hari pelantikan pada Rabu (20/4) mereka telah meminta naskah tersebut langsung kepada Marike, namun Marike tidak memberikannya.

“Kami kesana hanya minta naskah rolling jabatan, bukan mau menuduh dia sebagai dalang dibalik rolling pejabat. Kedatangan kami kesana pun berdasarkan pengakuan Bapak Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Mimika, Ausilius You, SPd.MM, bahwa Bapak Sekda pun tidak mengetahui siapa yang mengatur rolling pejabat ini, serta siapa pejabat yang ditempatkan dimana. Bapak Sekda pun tidak ikut acara rolling  jabatan tersebut,” jelas mereka.

Mereka mengakui, keinginan mereka melihat naskah rolling jabatan ini, karena tidak adanya nama putra – putri  asli Amungme-Kamoro (Amor) dalam  jatah rolling jabatan. Padahal, banyak putra  - putri Amor yang sudah memenuhi syarat, serta punya golongan yang mantap untuk menempati jabatan Esalon II,III, dan IV. Namun hal ini seperti tidak diperdulikan oleh Pimpinan Daerah.
Sebelumnya, pada Rabu (27/4) kepada wartawan, Marike menceritakan, awalnya sekitar pukul 10.00 WIT dirinya sedang berada di Ruang Sekretaris Dinas Sosial. Tanpa sebab akibat, Yuliana Beanal, Friska Kum dan Hendrika Makai datang menghampirinya dan langsung melakukan penganiayaan terhadap dirinya.

“Saat itu saya tidak tahu menahu permasalahan yang terjadi. Mereka datang langsung mengeroyok saya. Pelaku ada tiga orang, yaitu  Yuliana Beanal, Friska Kum dan Hendrika Makai. Saat mereka keroyok saya, Friska Kum yang pukul saya, dia pukul dari tulang belakang, bagian telingga dan cakar saya dibagian leher,” kata Marike.

Menurut Marike, apa yang dituduhkan mereka kepada dirinya sebagai otak penetapan jabatan eselon II, III dan IV tidaklah benar. Karena kata Marike, dirinya tidak mengetahui sama sekali soal nama-nama dan jabatan para eselon yang di rolling pada Rabu (20/4) di Graha Eme Neme Yauware.

 “Saya dituduh sebagai otak dibalik rolling eselon II,III, dan IV. Katanya saya yang sengaja mengantikan nama-nama yang akan di rolling,   padahal saya tidak tahu apa-apa soal itu. Waktu pelantikan eselon II,III,IV saya hanya diminta oleh bupati untuk menjadi MC saja,” ujar Marike.

Dikatakan Marike, untuk kasus ini dirinya sudah melaporkan ke Polisi untuk ditindaklanjuti, Bahkan, dirinya sudah melakukan visum di rumah sakit. Selain itu, kasus inipun sudah di laporkan kepada Bupati. (CR1)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel