DPRD Puncak Sesali Aparat Salah Tangkap Pelaku

SAPA (TIMIKA) – Sekretaris Komisi C DPRD Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Jomber Baninal, mengatakan, dirinya menyesalkan aparat Kepolisian yang diduga salah menangkap pelaku konflik perang Kwamki Narama di Iliale, pada saat dimulainya operasi penegakkan hukum di Distrik Kwamki Narama, Kabupaten Mimika.

“Mereka datang untuk menyelesaikan permasalahan mereka di Jayanti, bukan datang untuk perang di Kwamki Narama,” kata Jombel Baninal saat di wawancara di Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, Rabu (3/8).

Seharusnya pada saat penangkapan, Kepolisian memeriksa Kartu Tanda Penduduk (KTP) mereka yang saat ini sudah di tangkap. Pasalnya orang-orang yang dimaksud merupakan warga Kabupaten Puncak yang datang ke Kabupaten Mimika bukan untuk mengikuti perang di Kwamki Narama, melainkan untuk menyelesaikan permasalahan di Jayanti.

Selain itu, penangkapan yang saat ini masih dilakukan hingga beberapa waktu kedepan oleh aparat keamanan gabungan TNI-Polri, yang dilakukan di wilayah konflik perang Kwamki Narama, diharapkan juga para Waemum (kepala perang-red) turut dan harus ditangkap. Sebab, Waemum lah yang dapat mengendalikan perang dan dapat menimbulkan kembali perang di Kwamki Narama.

“Saya minta pihak Polisi harus menangkap Waemum, baik itu di pihak kelompok bawah maupun di pihak kelompok atas,” katanya.

Bahkan ia menekankan untuk Polisi mengecek betul identitas pada KTP para oknum masyarakat yang diduga turut serta dalam mengikuti perang. Sebab berdasarkan identitas KTP, Polisi dapat mengetahui secara jelas apakah oknum masyarakat yang ditangkap merupakan masyarakat asli Kabupaten Mimika atau Kabupaten Puncak. Pasalnya, memang banyak masyarakat Kabupaten Puncak yang berada di Kabupaten Mimika, namun tujuan mereka semata-mata untuk menyelesaikan masalah di Jayanti, bukan mengikuti perang di Kwamki Narama.

“Karena kebanyakan itu masyarakat dari Puncak untuk urus masalah di Jayanti. Jadi saya minta pihak Polisi menangkap orang itu dengan jelas,” katanya. (CR3)