Pengurusan Surat Administrasi di Disdukcapil Membludak
pada tanggal
Thursday, September 15, 2016
 |
| Suasana pengurusan administrasi kependudukan di Dispencapil Mimika |
SAPA (TIMIKA) – Pasca libur panjang, Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) kembali dipadati warga dengan berbagai keperluan. Ruangan yang terbatas membuat sebagian warga terpaksa harus menunggu di luar kantor.
Dari pantauan Salam Papua, Rabu (14/9), warga yang ingin mengurus KTP, Akta Kelahiran, KK, dan surat-surat penting lainya semakin meningkat. Sebagian warga terpaksa harus berhamburan di luar ruangan dikarenakan ruangan kantor begitu sesak.
Untuk dibagian loket, pengambilan kupon antrian warga sudah menumpuk, bahkan ada warga yang mengakui harus bolak-balik di kantor tersebut agar bisa mendapatkan nomor antrian.
Deni Devianto, salah satu warga yang akan mengurus KTP mengatakan, dirinya sudah berada di kantor tersebut dari pagi hari, namun hingga siang hari belum juga selesai pengurusanya. Bahkan kata dia, kedatangan ke dinas ini merupakan yang ketiga kalinya.
“Saya sudah dari pagi hari ini, sampai siang belum selesai, padahal sudah bolak balik, ini yang ketiga kalinya, apalagi orang-orang berdesakan , mana dalam ruangan panas lagi,”ketusnya.
Hal senada di utarakan Ibu Hendriani. Kata dia, dirinya merasa agak sedikit bingung saat melihat kondisi ini. Dimana warga yang antri begitu panjang, hingga membuat dirinya terpaksa harus pulang tanpa hasil.
“Saya juga dari pagi, saya hanya mau urus Kartu Keluarga tapi ini orang banyak sekali. Memang saya sudah masukan berkas, tapi mau tunggu sampai jam berapa? Antrian yang pertama dari saya saja sampai sekarang belum dipanggil, apalagi saya?” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Disdukcapil Bartelomeus Kunong, memang terjadi lonjakan di Dispdukcapil sejak adanya pernyataan dari Menteri Dalam Negeri (Kemendagri) mengenai batas pengurusan KTP pada 30 September mendatang.
Sehingga, dirinyapun meminta agar masyakarat Mimika dapar berpartisipasti dalam pengurusan KTP tersebut,mengingat batas waktu yang ada. (Indri Yani Pariury)