-->

Harga Mati! Presdir PT. Freeport Harus Orang Asli Papua

 
SAPA (TIMIKA) -  Organisasi Tongoi Papua (TP) menggelar aksi damai, Sabtu (6/2) di Bundaran Bandara Mozes Kilangin atau mile point (MP) -28 Timika membentangkan spanduk bertuliskan 'Harga mati..!!! Orang Asli Papua Presdir PT Freeport Indonesia'.
“Ini aspirasi bahwa sudah saatnya Presdir PTFI harus diduduki oleh orang asli Papua, ini sudah kami suarakan juga di area jobsite dengan memasang spanduk. Di luar juga, saudara-saudara kami sudah melakukan ini. Ini baru langkah awal, nanti akan ada aksi lain yang akan kami lakukan lagi,” kata Koordinator Bidang Organisasi TP PT Freeport Indonesia (PTFI), Mako Kafiar usai melakukan aksi damai.

Aspirasi itu sepertinya mendapatkan dukungan DPRD Mimika, asalkan pertimbangannya juga diperhatikan pekerja yang terhimpun dalam TP PTFI agar pemerintah pusat dan direksi PTFI benar-benar mempertimbangkan kandidat yang berasal dari dalam PTFI sendiri. Diwakili Ketua Fraksi Partai Bulan Bintang (F-PBB) DPRD Mimika, Gerson Harold Imbir, aspirasi pekerja Papua dan masyarakat sekitar area penambangan yang diwakili organisasi TP PTFI itu dinilainya sangat rasional dan jelas masuk akal sekali.

“Hanya saja penting dipertimbangkan agar kandidatnya jangan dari luar PTFI, harusnya dari pekerja PTFI yang sampai saat ini masih bekerja dan ada beberapa kader yang kemampuan profesional teknik dan manajerialnya memang jelas udah juga mumpuni kog. Jadi jangan buat lagi persoalan dengan mengambil kader dari luar PTFI karena pekerja PTFI lah yang mengetahui permasalahan yang harus diselesaikan Presdir PTFI saat ini ke depannya. Saya kira DPRD Mimika setuju Presidr PTFI orang asli Papua adalah harga mati. Fraksi PBB DPRD Mimika hanya mau mempertegas saja agar kandidatnya biarkan dari dalam PTFI sendiri,” tutur Gerson kepada Salam Papua di Timika Indah, Senin (8/2).

Ditambahkan Wakil Ketua Bidang Organisasi TP, John Howay dalam aksi itu, aspirasi ini sudah merupakan program kerja dan merupakan harapan karyawan asli Papua yang terakomodir dalam organisasi Tongoi Papua. Tuntutan ini bukan menjadi hal yang baru. Sebenarnya sudah sejak lama, namun baru saja disuarakan ke publik.

Dikatakannya, jika dilihat situasi yang dihadapi PTFI saat ini serta usia operasional PTFI di Indonesia khususnya di Tanah Papua, maka sudah saatnya orang asli Papua memimpin PTFI. Karena saat ini, karyawan lingkup PTFI membutuhkan adanya sosok pemimpin yang independen serta tidak berhubungan dengen kepentingan-kepentingan kelompok tertentu.

“Kami harapkan perusahaan ini berjalan dengan baik, sebagaimana fungsi dan kontribusinya kepada negara, baik pemerintah dan terutama bagi orang asli Papua. Kami menilai bahwa, orang asli Papua masih sebagai pihak yang independen. Sehingga, kita harap perusahaan akan berjalan dengan kepemimpinan yang profesional dan memberikan kontribusi yang baik,” kata John.

Ditegaskannya, Tongoi Papua tidak berpikir siapa yang nanti akan menduduki kursi Presdir PTFI. Tapi intinya adalah orang asli Papua, yang benar-benar berkompeten dan memenuhi syarat untuk memimpin PTFI.

Kerinduan orang Papua untuk menjadi tuan di tanahnya sendiri mencakup banyak aspek, salah satunya menjadi pemimpin pada sektor pertambangan yang ada. Dengan semangat yang ada sudah jelas, turut berkontribusi dalam usaha-usaha membangun bangsa dan orang Papua melalui sektor ini.

“Sudah beroperasi mendekati 50 tahun, itu hal pertama kita lihat sebagai pertimbangan logis, waktu yang cukup panjang untuk orang Papua belajar menjadi pimpinan di PTFI,” kata juru bicara Tongoi Papua, Agus Mofu.

Kemampuan leadership yang baik dengan membangun hubungan kerjasama usaha dengan seluruh stakeholder, merupakan kebutuhan dalam kepemimpinan di PTFI, dan itu telah dimiliki oleh orang Papua sejak dulu. Bahkan menjadi seorang pejabat di negara inipun telah digeluti orang Papua dengan mengemban tugas negara yang cukup berat. Jika dibandingkan menjadi seorang Presdir PTFI, maka kemampuan itu sudah pasti ada dan dimiliki orang Papua.

“Ini bukan tanpa alasan, karena kami pikir banyak orang Papua yang sudah mempunyai pengalaman yang baik dan yang memiliki integritas ada di bangsa ini dan ada dilingkup PTFI dan mereka mampu memimpin perusahaan ini,” kata Agus Mofu. (Saldi Hermanto)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel