-->

Pemerintah Diminta Seriusi Irigasi dan Pupuk

Kepala Kampung Yabamaru, Eko Edi Wibowo
SAPA (MERAUKE) – Petani Distrik Tanah Miring Merauke kembali meminta pemerintah menseriusi (memperhatikan) masalah pengairan/irigasi dan pupuk. Menurut petani setempat dua aspek ini sangat urgen dan masalah dominan setiap tahun. 

“Kalau kemarau itu kita susah air. Hujan memang tinggi, tapi kalau paritnya tak baik, ya debit airnya habis. Kami benar-benar kewalahan soal air ini,” terang Hadi, petani Kampung Yabamaru Distrik Tanah Miring, Selasa (24/5).

Katanya, memang ada irigasi di kampung tersebut. Hanya saja fungsinya belum optimal, lantaran terjadi pendangkalan di saluran irigasi itu. Dinas terkait, sambungnya, belum melakukan optimalisasi irigasi di kampung itu. 

“Masalah kedua itu pupuk. Ini terjadi setiap tahun, kami selalu kekurangan pupuk subsidi. Mau tak mau ya harus beli dengan harga yang tinggi,” ungkapnya.

Kepala Kampung Yabamaru, Eko Edi Wibowo membenarkan keluhan petani setempat. Katanya, irigasi dan pupuk menjadi masalah utama petani. Kondisi irigasi tak memadai, dan stok pupuk selalu kurang di tingkat petani.

“Petani berharap parit ini setiap tahunnya direhap karena pendangkalan. Lalu kendala utama lainnya itu pupuk. Selalu tak terpenuhi kuotanya. Tapi kami sudah susun RDKK, semoga terpenuhi,” tuturnya. 

Sebutnya, lahan di kampung itu seluas 1.475 hektar, dan dimiliki oleh 550 kepala keluarga. Pemerintah daerah melalui dinas terkait memberikan perhatian mesin pertanian yang cukup bagi petani Yabamaru.

“Alat-alat sangat membantu, terutama menurunkan beban produksi. Ada 2 unit combine besar (mesin potong padi), 5 unit combine mini, 7 gounder (traktor besar), dan 4 unit mesin tanam,” sebutnya.

Selain lahan milik masyarakat, tambahnya, pemerintah bekerja sama dengan TNI membuka lahan seluas 400 hektar lebih di kampung itu. 

“Dalam setahun dua kali panen. Rata-rata satu hektar lahan bisa berproduksi 6-7 ton. Ini karena dukungan alat-alat pertanian yang ada,” pungkasnya. (emanuel)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel