-->

Stand Community Affairs PTFI di PEDA KTNA VI Ramai Pengunjung

Stand Community Affairs Freeport yang dipadati pengunjung guna membeli telur murah - SAPA ANYA
SAPA (TIMIKA) - Pekan Daerah Kontak Tani Nelayan Andalan (PEDA-KTNA) VI Tingkat Provinsi Papua di Timika, Kabupaten Mimika yang diikuti 1237 peserta dari 25 kabupaten/kota, tidak hanya sebagai ajang untuk menunjuk kebolehan mereka di bidang pertanian dan perikanan saja.  Akan tetapi, ada yang menarik dari PEDA yang berlangsung tiga tahunan ini. Salah satunya adalah pameran.

Pameran produk unggulan yang ditampilkan setiap kabupaten/kota merupakan satu dari kegiatan temu teknis penyuluh pertanian, temu koordinasi kelembagaan penyuluh, temu usaha agribisnis, gelar teknologi, temu karya, peragaan unjuk tangkas dan asah terampil, karya agroforestry lestari, olahraga dan keakraban, serta  festival kesenian daerah.

Pameran yang berlangsung di Halaman Graha Eme Neme Yauware, Kabupaten Mimika selama 5 hari, mulai dari 1-5 Agustus selalu saja ramai dikunjungi pengunjung. Pasalnya, disetiap stand berbagai jajanan yang diproduksi dari bidang pertanian dan perikanan bisa dibeli dengan harga terjangkau.

Seperti yang terlihat pada stand Community Affairs PT Freeport Indonesia. Di stand yang berukuran kira-kira 4x3 meter ini setiap harinya selalu dipenuhi pengunjung.

Para pengunjung bukan hanya ingin mengetahui apa yang sudah dihasilkan dari peternak dan petani binaan Freepot. Tetapi, mereka juga saling berebut untuk bisa mendapatkan telur yang dijual tentunya dengan harga yang sangat murah, yaitu Rp37 ribu per rak.

“Mas saya dua rak... Mas saya tiga rak.. Mas, telur masih banyak ka, bisa beli 10 rak?” itulah suara yang terdengar dari pengunjung yang mayoritas Ibu Rumah Tangga (IRT), di hari ketiga pameran, Rabu (3/8).

Meski kala itu hujan rintik-rintik yang turun di sekitar area pameran, namun antrian masih saja terlihat di stand yang berada di samping Kantor Sekretariat PEDA. Di stand ini, petugas menjual telur dari pukul 09.00 WIT, namun pukul 12.00 WIT, petugas menghentikan penjualan  sejenak, karena waktu untuk makan siang.

Meski sudah waktunya istirahat, namun pengunjung masih saja rela untuk mengantri agar bisa mendapatkan telur yang harganya tidak seperti dijual di pasaran yang mencapai Rp55 ribu per rak.

Pukul 14.00 WIT, setelah petugas kembali membuka penjualan, pengunjungpun semakin padat. Sehingga petugas membatasi pembelian telur yang hanya tiga rak untuk satu pembeli. Hal ini dimaksudkan, agar semua pengunjung bisa mendapatkan telur lokal yang dijual sangat murah ini.

Sebanyak 1000 rak telur habis terjual setiap harinya di stand milik kelompok peternakan ayam Yayasan Jaya Sakti Mandiri. Yayasan ini sendiri merupakan kelompok binaan PT Freeport Indonesia.

“Freeport ini membentuk Yayasan Jaya Sakti Mandiri untuk mendayagunakan putra daerah di Utikini Baru” ungkap Jadosman Purba kepada Salam Papua, Rabu (3/8).

Purba menjelaskan , telur yang dijual dengan harga Rp37 ribu per rak adalah telur yang masih muda, atau bisa dibilang belum sempurna. Sehingga harganya jauh dibawah harga pasaran Rp55 ribu.

Kelompok peternak binaan Freeport ini memiliki 27 kandang yang diisi 81.000 ekor ayam, dan setiap harinya menghasilkan 55.000 butir telur.

“Khusus untuk PEDA-KTNA VI ini, telur yang disediakan untuk dijual hanya telur  yang masih muda atau belum sempurna. Selain itu kami  juga menyediakan telur normal dengan harga 50.000 per rak,” kata Purba.

Purba mengakui, selama kegiatan berlangsung mereka menyediakan telur dalam jumlah yang tidak terbatas, dan 3000 rak telur telah habis terjual selama 3 hari terakhir.

“Kami masih memiliki banyak stok dan berharap semuanya laku terjual sampai hari terakhir kegiatan,” harap Purba.

Meskipun telur yang dijual ini adalah telur yang belum sempurna, namun telur telur ini layak untuk dikonsumsi.

“Telur ini sangat aman untuk dikonsumsi, bahkan lebih bagus mutunya,” tutup Purba.(Anya)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel