-->

Heli Bell 206 Mendarat Darurat di Paniai

Heli Bell 206 Mendarat Darurat di Paniai 
SAPA (ENAROTALI) – Satu helikopter jenis Bell 206 dengan registrasi PK-UAG milik PT Unindo Air Charter dikabarkan melakukan pendaratan darurat di Kabupaten Paniai.

Data yang dihimpun, kejadian ini berlangsung pukul 10.40 WIT lokasi pendulangan emas 99, Kampung Ndeotadi, Distrik Bogobaida. Helikopter berisi dua awak dan empat penumpang itu lalu tergelincir menabrak perumahan penambang emas. Kecelakaan ini mengakibatkan heli rusak berat, sementara seluruh korban berhasil selamat.

Kabid Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Papua, Kombes Pol Patridge Renwarin melalui pesan singkat, menjelaskan heli mengalami kecelakaan sekira pukul 10.40 WIT.

Kronologi kejadian, sambungnya, pada pukul 09.34 WIT, heli lepas landas dari Bandara Enarotali menuju Baya Biru dengan memuat enam orang, termasuk pilot dan teknisi.

Setelah tiba di Baya Biru, heli melakukan penerbangan tambahan ke area 99 Deotadi dan sempat mendarat. Ketika akan kembali lepas landas, heli mengalami hilang keseimbangan, disebabkan angin kencang.

Akhirnya heli menabrak kamp warga pendulang emas milik warga bernama Kris.

"Heli langsung hilang keseimbangan karena angin kencang, dan menabrak camp pak Kris di lokasi 99," kata Patridge.

Beruntung pilot atas nama Suwondo dan teknisi bernama Suwanda, serta empat penumpang lain, selamat dalam insiden ini. Para korban hanya mengalami luka ringan.

Jenis heli yang jatuh adalah AMU Aviation Indonesia dengan register PK - UAG. "Korban jiwa nihil, pilot dan teknisi mengalami luka ringan," ujarnya.

Kapolres Paniai, AKBP Leo Nabu membenarkan kejadian itu. Katanya, heli melakukan penerbangan dari Enarotali menuju ke daerah pendulangan di Distrik Bogobaida, Paniai di lokasi pendulangan Baya Biru.

“Di situ menurunkan penumpang dan barang kurang lebih 400 kilogram dan kemudian terbang dari Baya Biru ke lokasi pendulangan 99. Kan di sana ada lokasi 81, 99, 45 dan Baya Biru. Setelah menurunkan penumpang dan akan terbang kembali, mungkin karena angin kencang sehingga gagal terbang. Heli terhempas ke kamp pendulang,” kata Leo di Polda Papua, Rabu (3/2).

Sementara Kepala Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi (Dishubkominfo) Kabupaten Mimika, John Rettob mengatakan, bahwa penumpang pada Heli naas ternyata berjumlah enam orang dan satu orang pilot. Sehingga keseluruhannya terdapat tujuh orang.
“ Ada tujuh orang di dalam helicopter tersebut, bukan enam orang,” katanya.

Ia menambahkan, selain mengangkut penumpang, heli tersebut juga bermuatan bahan bakar. Padahal dalam aturan penerbangan, bahan bakar tidak bisa disatukan dengan penumpang.

“Saya tidak tahu pasti bahan bakarnya ada berapa banyak, tapi informasi yang saya dapatkan ada bawa bahan bakar. Secara aturankan bahan bakar dengan penumpang itu tidak boleh jadi satu, nah itu yang jadi masalah,” ungkapnya.

Dataran Tinggi

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Timika, menyebut kecepatan angin di Paniai memang tidak menentu. Ini karena kawasan tersebut merupakan dataran tinggi.

"Di sana wilayahnya bukit, jadi keberadaan angin tidak menentu. Kadang normal namun kadang juga bisa kencang. Dan radar kami belum menjangkau sampai ke daerah itu," jelas staf BMKG Timka, Dony Christianto.

Sementara pantauan pergerakan angin secara menyeluruh di Papua, menurutnya terbilang normal berkisar antara 0 sampai 5 knot. "Ini secara global saja untuk Papua, terlihat biasa-biasa saja, tidak begitu kencang atau tidak ada cukup signifikan," pungkasnya.

Pilot helikopter jenis Bell 206 yang melakukan pendaratan darurat di Kabupaten Paniai, Papua, Kapten Suwondo dievakuasi ke Rumah Sakit Serwini, Nabire.

Akibat kejadian tersebut, korban mengalami lebam di bagian punggung belakang akibat benturan. Sementara lima orang penumpang lainnya dirawat di Rumah Sakit Enarotali Kabupaten Paniai.

Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan, JA Barata, membenarkan ihwal adanya peristiwa kecelakaan helikopter yang terjadi di KM 99 (lokasi pendulangan emas) di Enarotali.

Ia menjelaskan, helikopter Aviation Indonesia PK-UAG berjenis Heli belt 06 milik Unindo Charter itu terjatuh sekira pukul 09.35 WIT di atas rumah penduduk di lokasi.

"Kejadiannya tadi pagi sekitar pukul 9.35 WIT itu dibilang jatuh ada bilang hard landing. Informasi belum jelas tapi terjadi di atas rumah penduduk," kata Barata di Kemenhub, Jakarta.

Barata memastikan tidak ada korban meninggal dunia dalam jatuhnya helikoter yang membawa satu pilot dan lima penumpang tersebut.

"Semua dalam keadaan selamat tidak ada korban jiwa baik pilot dan penumpang masih dalam perawatan Rumah Sakit Nabire. Sementara, di darat tidak ada korban," paparnya.

Lebih lanjut Barata menuturkan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan melakukan penyelidikan terkait penyebab jatuhnya helikopter di Tanah Cendrawasih tersebut.

"Di sini kita masih menunggu informasi lebih lanjut. Semua masih diteliti, kalau kejadian kecelakaan pesawat udara tentu penyelidikan ada di KNKT," tutupnya.

Berikut identitas kru dan penumpang heli:
1. Capt. Suwando (pilot)
2. Suwanda (teknisi)
3. H. Pampang (penumpang)
4. Azis
5. Otto
6. Novias
7. Hj. Asis

Spesifikasi Helikopter yang Mendarat Darurat
Sebuah helikopter jenis Bell 206 dikabarkan mendarat darurat di Kabupaten Enarotali, Papua. Helikopter Bell 206 Jet Fighter adalah helikopter tunggal atau bermesin kembar, yang diproduksi oleh Bell Helicopter di pabrik Mirabel Quebec. Helikopter ini mampu mengangkut empat orang penumpang dan satu orang pilot.

Awalnya dikembangkan untuk penggunaan Angkatan Darat Amerika Serikat, namun spesifikasinya gagal uji. Akhirnya Bell 206 didesain ulang badan dan dipasarkan sebagai pesawat komersial sebagai Bell 206A JetRanger yang umumnya dibandrol USD1,6 juta.
Heli ini banyak dipergunakan untuk penerbangan jarak dekat, untuk kepentingan perusahaan ataupun transportasi pribadi.

Berikut spesifikasi Helikopter Bell 206:

Crew: 1 pilot
Kapasitas : 4 penumpang
Panjang: 12.11 m
Rotor diameter: 10.16 m
Tinggi : 2.83 m)
Disc area: 81.1 m²
Berat kosong : 1,057 kg
Max. berat Takeoff: 1,451 kg
Tenaga : 1 × Allison 250-C20B turboshaft, 420 shp to 317 shp 310 kW
Kecepatan speed: 130 knots (241 km/h, 150 mph)
Kecepatan Max: 120 knots (222 km/h, 138 mph)
Cakupan: 374 nmi (430 mi, 693 km)
Kemampuan mendaki: 1,350 ft/min (6.9 m/s)
Kekuatan: 0.26 hp/lb (420 W/kg)

Sederet Kecelakaan Helikopter Jenis Bell
Rangkaian kecelakaan atau insiden yang pernah dialami helikopter serba guna itu. Helikopter jenis digunakan sejumlah negara di antaranya Amerika Serikat (AS), Britania Raya, Kanada termasuk Indonesia. Berikut beberapa insiden yang pernah dialami helikopter jenis Bell:

Rabu 23 April 2008
Helikopter milik Air Bali jatuh di Pantai Lebih, Gianyar, Bali pada Rabu 23 April 2008 sekira pukul 12.00 Wita. Heli berjenis Bell 206 itu memiliki kode lambung PK/DAT dengan nomor penerbangan 1206.

Rabu 3 Agustus 2011
Satu unit helikopter jenis Bell 412 yang berangkat dari Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado menuju Gosowong, Halmahera Utara, dilaporkan hilang kontak dengan menara pengawas pukul 14.26 Wita.

Helikopter berpenumpang delapan orang dan dua orang kru tersebut lepas landas pukul 14.23 Wita. Semua penumpang termasuk empat WNA tewas.

Rabu 22 Januari 2014
Pesawat helikopter milik TNI Angkatan Darat, Heli Bell EP dengan nomor registrasi HA-5166 yang dilaporkan hilang kontak di Tarakan, Kalimantan Timur pada Rabu 22 Januari 2014. Heli melakukan pendaratan darurat di Desa Long Tulip, Kecamatan Karang Mentarang, Kabupaten Malinau.

Selasa 21 April 2015
Heli Bell 402 dengan register HA 5066 itu terjatuh di peta Grip Map 14 saat digunakan latihan siswa penerbangan. Saat itu, penerbang dilatih mematikan mesin heli di atas ketinggian 300 meter. Beruntung tidak ada korban tewas dalam insiden itu.

Rabu 3 Februari 2016
Sebuah helikopter jenis Bell 206 dengan registrasi PK-UAG milik PT Unindo Air Charter dikabarkan melakukan pendaratan darurat di Kabupaten Paniai, Papua Rabu, 3 Februari 2016.

Helikopter Bell 206 Jet Fighter adalah helikopter tunggal atau bermesin kembar, yang diproduksi oleh Bell Helicopter di, pabrik Mirabel Quebec.

Helikopter ini mampu mengangkut empat orang penumpang dan satu orang pilot.Beruntung peristiwa ini tidak menelan korban jiwa. Namun, pilot Suwondo dan seorang teknisi dikabarkan mengalami luka ringan akibat kecelakaan itu.(Okz/Saldi Hermanto/ Arjun)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel