-->

Pemilik Ulayat Ancam Palang Bandara Mopah

SAPA (MERAUKE) – Pihak pemilik ulayat tanah besloit (tanah peninggalan Belanda) di areal Bandar Udara Mopah Merauke mengancam bakal memalang bandara tersebut jika tak ada penyelesaian ganti rugi tanah itu oleh pemerintah.

“Keputusan bersama Departemen Perhubungan di Manado 22 September 2015, disepakati setelah penyelesaian tanah besloit baru bisa dilakukan pembangunan di bandara Mopah,” ungkap salah satu tokoh ulayat di Merauke, Hendrikus Ndiken, Rabu (25/5).

Hendrikus Ndiken bersama sejumlah pemilik ulayat mengaku membatalkan sosialisasi rencana pembangunan terminal baru di Bandara Mopah Merauke, siang tadi. Hal itu dilakukan, karena pemerintah belum menyelesaikan masalah tanah besloit.

“Mereka mensosialisasikan pembangunan terminal baru tanpa mengindahkan keputusan Manado terkait penyelesaian tanah itu. Harusnya disosialisasikan dulu soal tanah besloit kepada kami,” tegasnya.

Sebutnya, tanah besloit seluas 60 hektar di areal runway bandara tersebut. Jika masalah itu tak diselesaikan, pihak pemilik ulayat mengancam akan memalang Bandara Mopah Merauke. Katanya lagi, Pemkab Merauke telah menyerahkan penyelesaian tanah besloit kepada pemerintah pusat.

“Namun pemerintah pusat tak mengindahkan itu. Jadi kami menolak kegiatan sosialisasi hari ini. Kalau ini tidak diselesaikan, maka kami akan palang bandara,” tegasnya. Seraya mengaku, kegiatan sosialiasi pembangunan terminal bandara dibatalkan oleh pemilik ulayat.

Ketika hendak dikonfirmasi, Kepala Bandara Mopah Merauke, Nasrudin tak mau berkomentar tentang aksi pemilik ulayat dan tanah besloit. Namun ia membenarkan jika sosialisasi hari itu batal dilakukan.

“Saya no coment ya, ini sudah tidak dilanjutkan,” singkatnya. (emanuel)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel