-->

Lima Puteri Indonesia Kunjungi Departemen Lingkungan Freeport


Miss World university/ Miss  Eko Tourism Ivhanrel Eltrisna Sumerah dan Miss  Earth 2014 Annisa Ananda Nusyirwan ketika melihat Kura-kura moncong babi yang ada Reclamation and Biodiversity Environmental Department, Mile 21.

SAPA (TIMIKA) – Puteri Indonesia yakni, Miss  Earth 2014 Annisa Ananda Nusyirwan, Miss  Grand Internasional/Miss Green Tourism Indonesia Yolanda Viyanditya Remetwa, Miss World university/ Miss  Eko Tourism Ivhanrel Eltrisna Sumerah, Puteri Indonesia Jawa Barat 2016 Evan Lysandra, dan Top 10 Amoi Indonesia 2016 Maria Inez  Sanchia mengunjungi Environmental  Laboratory PT Freeport Indonesia, di Kompleks Bandara Mozes Kilangin Timika, Senin (5/9). Kunjungan ini merupakan rangkaian  dari kegiatan roadshow Yayasan Honai Cantik (YHC) bersama Lima Puteri Indonesia tersebut.

Kepala Environmental  Laboratory PTFI, Ronalda Upuya menjelaskan, meski laboratorium ini dibawah naungan PTFI, namun laboratorium khusus penelitian zat kimia ini  merupakan perusahaan yang independen atau berdiri sendiri.

Menurut dia, laboratorium  ini telah memperoleh sertifikasi laboratorium lingkungan dari Kementerian  Lingkungan Hidup Republik Indonesia (RI)  akhir 2010 lalu.  Sertifikasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dilakukan dalam rangka memenuhi kompetensi laboratorium lingkungan yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Nomor 6 Tahun 2009.

Ia menambahkan, sejak berdirinya perusahan ini telah mendapatkan penganugerahan re-akreditasi ISO / IEC 17025 2005 dari Komite Akreditasi Nasional untuk ketiga kalinya, dan ini diulang pada tahun 2010.

“Lab ini milik PTFI, akan tetapi didirikan secara Independen. Lab ini memiliki kualitas yang sudah diakui secara Nasional bahkan Internasional, karena sudah mendapatkan ISO / IEC 17025 2005 dari Komite Akreditasi Nasional,”ungkapnya.

Dijelaskan, dalam fungsinya, laboratorium ini menerima berbagai sampel yang dikumpulkan dari i departemen yang ada di PTFI  untuk dilakukan analisis. Seperti air minum, air limbah, air sungai, tailing, sedimen, vegetasi dan jaringan hewan, serta sisa lainnya dari proses  pertambangan PTFI.

Dia menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk mengelola dan meminimalkan dampak operasi terhadap lingkungan, mempertahankan tingkat kualitas lingkungan hidup,  serta meningkatkan pengelolaan lingkungan kinerja lanjutan.

“Kerjaan kami setiap hari yaitu, mengumpulkan  berbagai macam sampel di lingkungan kerja PTFI, dan juga diluar lahan  yang terkena dampak dari operasional PTFI,”tuturnya ketika membawa semua rombongan masuk ke setiap ruangan pada bagian – bagian dalam perusahan tersebut.

Setelah mengunjungi Environmental  Laboratory, rombongan yang dipandu oleh Artis Papua Yulex Sawaki kemudian menuju Balai  Reklamasi dan Biodiversity  PTFI Mile 21.

Kedatangan rombongan yang berjumlah 12 orang ini disambut hangat oleh General Superintendent LL  Reclamation and Biodiversity Environmental Department, Roberth Sarwom bersama seluruh staf dan pegawai pertanian, serta peternakan  di lingkungan Reklamasi yang berada diatas lahan tailing PTFI tersebut.

Rombongan langsung diarahkan  menuju salah satu ruangan untuk menikmati makan siang bersama, serta mendengarkan pengenalan tugas dan fungsi yang dijalankan oleh Balai Reklamasi tersebut yakni, pengenalan karakteristik tailing, pengelolahan tailing, tahap dan metode reklamasi tailing, serta pemanfaatan.

Selanjutnya, Roberth memandu rombongan Puteri   Indonesia mengamati berbagai bentuk reklamasi pengujian dampak positif dan negatif adanya tailing. Seperti Persawahan, penambakan Ikan air tawar, penangkaran Kupu – kupu, penangkaran Burung dan Kura – kura mocong babi  yang disita dari penyelundupan liar, budidaya Buah Naga dan Buah Merah.

“Kami di sini melakukan berbagai macam penghijauan, dengan menanam ulang pepohonan keras dan tanaman sayur – sayuran. Hal ini bisa  membuktikan bahwa tailing ternyata bisa memberikan kehidupan bagi lingkungan sekitar. Penanaman ini pun akan dilakukan uji dengan tanaman di daerah lain yang jauh dari tailing, terkait berapa lama dia tumbuh besar, berbuah, dan bertahan hidup,”ungkap Roberth yang juga menjelaskan, dari hasil uji coba yang pihaknya lakukan, ternyata tanaman yang diatas lahan tailing dan berada jauh dari area tailing tidak ada perbedaan. Mulai dari   jangka tumbuh, berbuah dan mati.

Ia menambahkan, selain tanaman yang diberdayakan diatas lahan tersebut, ada juga makluk hidup dari berbagai biota, seperti Kupu – kupu dan Ikan air tawar. Ia mengatakan, Kupu – kupu bisa bertahan hidup dan berkembang biak diatas lahan tersebut, demikian pula dengan ikan.

Perjalanan pun berakhir dengan mengunjungi Graha  Diorama Ekosistem yang diresmikan Menteri Kehutanan Republik Indonesia H. Zulkifli Hasan.SE.MM pada 2 Oktober 2010 lalu.

 Di dalam Graha ini pun rombongan diperkenalkan dengan berbagai biota alam Papua yang sengaja diawetkan, sebagai contoh yang akan diperlihatkan bagi wisatawan yang datang mengunjungi lokasi penangkaran tersebut.

“Disini merupakan kumpulan berbagai jenis hewan khas Papua, seperti Ular, Burung Cenderawasih, Kasuari, Gagak Hitam, satwa liar lain yang memang tidak ditemukan di daerah lain,”ujar Sarwom. (Acik N)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel